Hari ini tiba-tiba gak sengaja gw baca berita tentang La Nya**a, salah satu tersangka korupsi yang kabur ke negara seberang, di salah satu website berita di Indonesia [1] (sengaja pakai bintang-bintang, in-case malah digugat gara-gara mencemarkan nama baik seseorang (yang sudah tidak baik sih sebenarnya)).
Alkisah La Nya**a ini adalah salah satu mantan Ketua Umum Salah Satu Persatuan Olahraga Tersohor di Indonesia dan Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri salah satu propinsi di Jawa.
Dia tiga kali ditetapkan tersangka oleh Kejaksaan Tinggi Jawa Timur [2]:
Efeknya sekarang metode ini jadi marak dilakukan oleh para tersangka untuk menghindari tuduhan. Such a good example from one of the leader in the justice constitution in this country :| Kalau gitu, sekalian aja semua kriminal mengajukan praperadilan biar gak jadi tersangka! #maafjadiemosi)
Back to La Nya**a
Meski sudah tersangka, La Nya**a belum tertangkap hingga kini. Dia kabur ke Singapura beberapa saat sebelum surat cegah untuknya dikeluarkan Dirjen Imigrasi. Sempat mencoba kabur ke Macau, namun gagal karena langkahnya dibatasi Kejaksaan Agung dengan permohonan pencabutan paspor [3].
Nah, yang lucu menurut gw, ketika dinyatakan status tersangkanya batal, kenapa si orang ini tidak kembali ya? Emangnya dia tahu kalau 12 jam kemudian, bakal ditetapkan sebagai tersangka korupsi lagi? Kalau merasa gak bersalah, kenapa gak balik ke Indonesia? Ya gak?
Menurut Kuasa Hukumnya [4], dia tidak bisa balik karena rekeningnya diblokir dan paspornya dicabut. Ya lapor aja lah kalau begitu ke KBRI, emangnya KBRI gak bisa balikin orang yang gak ada paspornya?
- Pertama, pada 16 Maret 2016, dia menjadi tersangka dalam kasus korupsi dana hibah Kamar Dagang dan Industri salah satu propinsi di Jawa untuk membeli saham perdana pada Bank Jatim tahun 2012 sebesar Rp 5,3 miliar. Status tersangka itu batal setelah dinyatakan tidak sah dalam putusan praperadilan yang dibacakan Hakim Tunggal Ferdi**ndus di Pengadilan Negeri Surabaya, Selasa, 12 April 2016.
- Belum sampai 12 jam dari putusan itu, Kejaksaan Tinggi Jawa Timur kembali menetapkan La Nya**a sebagai tersangka korupsi pada kasus yang sama.
- Terakhir, Kejaksaan Tinggi Jawa Timur kembali menetapkan La Nya**a sebagai tersangka Tindak Pidana Pencucian Uang dalam pengelolaan dana hibah dari pemerintah kepada Kadin Jatim tahun 2011 sampai 2014 yang mencapai Rp 48 miliar.
Efeknya sekarang metode ini jadi marak dilakukan oleh para tersangka untuk menghindari tuduhan. Such a good example from one of the leader in the justice constitution in this country :| Kalau gitu, sekalian aja semua kriminal mengajukan praperadilan biar gak jadi tersangka! #maafjadiemosi)
Back to La Nya**a
Meski sudah tersangka, La Nya**a belum tertangkap hingga kini. Dia kabur ke Singapura beberapa saat sebelum surat cegah untuknya dikeluarkan Dirjen Imigrasi. Sempat mencoba kabur ke Macau, namun gagal karena langkahnya dibatasi Kejaksaan Agung dengan permohonan pencabutan paspor [3].
Nah, yang lucu menurut gw, ketika dinyatakan status tersangkanya batal, kenapa si orang ini tidak kembali ya? Emangnya dia tahu kalau 12 jam kemudian, bakal ditetapkan sebagai tersangka korupsi lagi? Kalau merasa gak bersalah, kenapa gak balik ke Indonesia? Ya gak?
Menurut Kuasa Hukumnya [4], dia tidak bisa balik karena rekeningnya diblokir dan paspornya dicabut. Ya lapor aja lah kalau begitu ke KBRI, emangnya KBRI gak bisa balikin orang yang gak ada paspornya?
Anywayyy.. Info terbaru yaitu La Nya**a walau sudah jelas di Singapur tapi masih belum ketemu sampai sekarang. Diindikasikan dia mendapatkan pasokan uang dari sejumlah orang untuk bertahan hidup selama ini.
Dari situ, jiwa detektif dalam diri gw tergelitik, coba kita analisis kondisi dan situasi La Nya**a, dan meninjau gimana caranya untuk mencari nih orang:
Metode Pencarian Konservatif
Info terbaru dia menerima cash, which means: Kalau dia nginep di Hotel, bayarnya cash. Beli barang-barang dan makanan, pakai cash. Belanja, juga pakai cash. Jadi gak bakal ada transaksi dari kartu kredit atau debit.
Gimana kalau lacak dari handphone? Handphone pasti udah ganti, SIM Card juga paling sudah dibuang.
Cek pembelian SIM Card di Singapur, kan biasanya butuh paspor? Di Singapur memang rada susah sih kalau beli nomor sendiri. Tapi, heyyy.. Udah 2016!! Communication through internet is so much easier. Jadi bisa saja dia dibawakan SIM Card dari Indonesia, dan tinggal pasang Whatsapp pakai nomor itu. Voila, nomor lama tidak usah dipakai lagi, komunikasi tinggal pakai Whatsapp dkk (encrypted pula datanya kalau lewat WA), internet bisa pakai Wifi atau paket data. Komunikasi lain juga bisa pakai email, tinggal bikin alamat email baru.
Sadap orang terdekat? Bisa sih.. Tapi kayaknya kalau kontak orang terdekat pasti too dangerous for him. Pasti was was kalau bakal disadap, jadi kemungkinan kirim pesan lewat kurir (btw, kurir ini bukan berarti harus kurir beneran ya, bisa saja temennya yang bolak balik ke Singapur buat jengukin).
Nunggu masa berlaku masa tinggal di Singapur habis? Kalau dia sembunyi terus, selama gak ketahuan kan aman.
Kan ada Interpol Singapur yang bisa bantu cari. Hmmm, ya namanya juga kriminal dari negara lain. Jika mereka berkenan, ya bisa sih mereka bantu carikan, namun pastinya bukan jadi prioritas pertama kan?
Membuntuti relatifnya? Bisa aja sih, tapi cuma pihak berwenang yang boleh.
Mentok? Nah ini dia waktunya mencari plus menangkap La Nya**a lewat dunia digital!
Metode Pencarian di Era Digital
Sebenarnya di era digital ini, dimana segalanya diiklankan lewat Digital Advertising. Why not diiklankan juga secara digital untuk penangkapan La Nyalla?
Kalau lewat video kira-kira alurnya seperti ini:
(Video rolling)
Sebenarnya di era digital ini, dimana segalanya diiklankan lewat Digital Advertising. Why not diiklankan juga secara digital untuk penangkapan La Nyalla?
Kalau lewat video kira-kira alurnya seperti ini:
(Video rolling)
Caption:
SGD 4.8 million (nilai korupsinya La Nya**a, sebenarnya gak full yang dikorupsi sebesar ini sih. Tapi dana yang jadi dasar korupsi sebesar ini)
That means..
SGD 4.8 million (nilai korupsinya La Nya**a, sebenarnya gak full yang dikorupsi sebesar ini sih. Tapi dana yang jadi dasar korupsi sebesar ini)
That means..
Life Insurance for 1 million people for a year (tampilin ilustrasi)
Cancer treatment cost for 500.000 people (tampilin ilustrasi)
200 house for free (tampilin ilustrasi)
And also education cost for your children for a lifetime (tampilin ilustrasi)
And it's all corrupted by this man
LA NYA**A (tampilin gambarnya)
This man, he corrupted all this money from Indonesia
And now, he is in your country!
Help us to find him.
Get reward for SGD 100.000,-.
And save all the money for the greater goods.
This is his real face (tampilin muka aslinya)
This could be his camouflages now
(Tampilin ilustasi:
Help us to find him.
Get reward for SGD 100.000,-.
And save all the money for the greater goods.
This is his real face (tampilin muka aslinya)
This could be his camouflages now
(Tampilin ilustasi:
- muka La Nya**a kalau pakai kacamata gaul, kacamata hitam, atau kacamata jadul
- muka La Nya**a kalau pakai wig
- muka La Nya**a kalau pakai kumis dan jenggot
- muka La Nya**a kalau alis dibotakin/alis nya ditipisin
- muka La Nya**a kalau agak kurusan atau gemukan
- muka La Nya**a dengan semua kemungkinan deh pokoknya)
La Nya**a
Wanted alive (kalau wanted dead, takutnya nanti malah ada yang beneran nge....)
Wanted alive (kalau wanted dead, takutnya nanti malah ada yang beneran nge....)
Contact us on (nomor hotline atau twitter)
---------------------------------------------------end------------------------------------------------------------
Nilai life insurance dkk di atas itu perkiraan asal saja dari gw. Intinya, dengan uang sebanyak itu yang dia korupsi itu sebenarnya bisa buat menyelamatkan beribu nyawa, membangun berbagai infrastruktur, atau mensubsidi berbagai macam biaya. But it's all, selfishly, taken by this man.
Nilai life insurance dkk di atas itu perkiraan asal saja dari gw. Intinya, dengan uang sebanyak itu yang dia korupsi itu sebenarnya bisa buat menyelamatkan beribu nyawa, membangun berbagai infrastruktur, atau mensubsidi berbagai macam biaya. But it's all, selfishly, taken by this man.
Nah video ini dijadikan iklan di Youtube, Facebook ads, Google ads, Twitter ads, Instagram, atau Ads di telepon seluler. Bisa pula gambar gif nya yang diiklankan. Jadi orang yang di MRT yang lagi nonton youtube bisa lihat beritanya. Orang yang asik lagi fb-an bisa lihat beritanya. Para pecinta Twitter dan Instagram, juga lihat beritanya. Dan La Nya**a yang lagi asik makan di hotel, juga bakal tersedak pas lihat beritanya.
Reaksi yang mungkin terjadi setelah lihat iklan itu:
- Orang Singapur penasaran pas lihat iklannya, dan jadi pengen nangkap. Akhirnya ada yang melaporkan dan La Nya**a berhasil ditemukan
- Orang Singapur kesel kenapa ads seperti ini masuk platform digital sembarangan, tapi karena pada protes, berita malah makin ramai. Dan La Nya**a malah jadi bahasan disana, dan dia makin ketakutan, terpojok, dan mau gak mau melaporkan diri
Pro:
- Dengan adanya iklan seperti ini memberi efek jera dan malu, dan takut kepada pelaku dan calon pelaku juga sehingga tidak jadi berbuat macam-macam.
- Membantu pihak berwenang untuk menemukan tersangka.
Kons:
- Menciptakan ekosistem bounty hunter lagi. Jadi bisa saja metode ini digunakan segelintir orang yang sengaja mengejar para pelaku kriminal demi mendapatkan uang.
- Dalam hal La Nya**a tidak bersalah, maka dapat menggiring opini publik bahwa dia sudah benar-benar bersalah.
Anyway, that's just some silly and crazy idea from me in the middle of the night. Metodenya jadul (alur videonya juga norak sih hehe) tapi yang beda yaitu perantara penyampaiannya, lewat platform dunia digital saat ini.
Gemes soalnya gw baca beritanya, tapi berhubung gw gak punya kemampuan melacak beneran, so why not we make it viral?
Di lain sisi, kalau hal ini beneran diterapkan, maka dapat membuktikan kalau Indonesia serius dan berusaha keras melawan korupsi, mencari pelaku-pelakunya, dan siap mengganjar pelakunya dengan hukuman setimpal. Gak lucu kan kalau orang sudah mencuri segitu besarnya malah didiamkan saja.
So, katakan tidak untuk korupsi! (tagline bagus dengan implementasi yang buruk dari beberapa pengucapnya) Hopefully, we will not be a corrupter.
Gemes soalnya gw baca beritanya, tapi berhubung gw gak punya kemampuan melacak beneran, so why not we make it viral?
Di lain sisi, kalau hal ini beneran diterapkan, maka dapat membuktikan kalau Indonesia serius dan berusaha keras melawan korupsi, mencari pelaku-pelakunya, dan siap mengganjar pelakunya dengan hukuman setimpal. Gak lucu kan kalau orang sudah mencuri segitu besarnya malah didiamkan saja.
So, katakan tidak untuk korupsi! (tagline bagus dengan implementasi yang buruk dari beberapa pengucapnya) Hopefully, we will not be a corrupter.