Naila's Timeline

live . love . laugh

Powered by Blogger.
  • Home
  • About me
Betapa "indah"nya... (gambar dari sini)

Selokan.. Oh Selokan.. Got Oh Got..
Betapa oh betapa kotornya dirimu..

Yap, kalimat itu sering banget berputar-putar di kepala gw. Ngeliat selokan di Kota Bandung yang kotornya, huekk.. Nggak banget deh.. Kotor, hitam, penuh sampah, airnya menggenang, tingginya cuma 5 cm di bawah permukaan jalan, huekk..

Dan gw bahkan gak hanya ngelihat doang. Lebih tepatnya, pernah mencicipinya secara langsung, pas jatuh ke selokan besar (lebarnya 1 meter, dalemnya 50cm) di daerah cisitu 3 tahun yang lalu.. Yap, mending kalo yang masuk kaki doang, gw malah jatuh sebadan-badannya, hiks..

Sampah? Tentu saja nempel dimana-mana!
Kotor? Huee, harus ditanya?
Bau? Uhh, mandi berkali-kali masih kerasa baunya..

Untung aja jatuhnya malam-malam, jadi gw ga ngelihat segimana kotornya selokan itu, dan gw juga gak pernah mau lewat daerah itu lagi.

Oke, intinya sih, sedemikian dendamnya gw ama selokan sampai gemes gw, kenapa sih gak ada yang mau bersihin tuh selokan-selokan? Kadang selain isinya sampah, selokan2 itu juga suka mampet, gara-gara kejatuhan pohon, bangunan (trotoar, dkk), atau ketutup, gara-gara ada pembangunan jalan.

Dan disini gw berpikir, daripada nungguin diurusin ama pemerintah yang udah banyak urusan itu, gimana kalau ada perusahaan layanan pembersihan selokan, yang melayani jasa dalam:
  • mengangkut sampah-sampah dari dalam selokan
  • memperdalam atau memperluas selokan
  • membersihkan dan memasang jaring di selokan
  • memperbaiki got/selokan
  • membuka saluran kecil buat air di jalan (yang suka mampet-mampet itu loh, atau yang lubangnya kecil-kecil)
  • membudidayakan selokan (pernah liat selokan yang dijadiin tempat melihara ikan. boleh juga kan tuh *gw liatnya di Setiabudi Jakarta malah)
Hmm, apalagi ya, belum kepikiran lagi. Yang pasti berhubungan dengan selokan. Perusahaannya tentu saja bersifat profit dan perlu mempekerjakan tenaga ahli dan lapangan.

Gw sih pernah liat tayangan di National Geographic, tentang saluran air di bawah Paris, yang udah dedengkot banget. Nah, salurannya itu selain buat saluran air, dipergunakan juga buat masang jaringan telekomunikasi di Paris, dan ada perusahaan yang khusus buat masang tuh wi-fi dan bersih-bersih selokannya. *yah kira-kira sih gitu yang gw tangkep dari tayangannya NatGeo, udah agak lupa, hehehe..

Kalo feasible buat selokan di Indonesia, oke juga kan tuh idenya? Tapi, kalo buat masang jaringan gt sih, kurang tau jg gw, saluran air bawah tanahnya Indonesia kayak gimana. Dan.. Gw pikir kayaknya seru juga kalo beneran ada ini perusahaannya, jadi pengen bikin.

So dari selokan kayak gini:
Gambarnya dari sini

Jadi kayak giniii:
Gambarnya dari sini

Kalau selokan bersih:
  • Kebersihan terjaga
  • Gak jadi tempat bersarangnya nyamuk dan binatang-binatang lain
  • Gak muntah selokannya kalau hujan
  • Enak dipandang, apalagi kalau ditambahin tanaman di samping-sampingnya
  • Tidak bau lagiii!!
  • Bisa buat jaringan telepon, internet, dkk
  • Bisa buat tempat ngaca, hehehehe
  • Dan kalau gw jatuh ke selokan lagi, malah seneng gw. Bisa berenang bareng ikan-ikan, hahahaha
Baru nemu artikel lain, di skotland, selokan juga dimanfaatin buat bikin jaringan internet, beritanya disini.


Share
Tweet
Pin
Share
5 comments
Sejak kecil kita selalu dibilangin "Buang sampah pada tempatnya", "Eh jangan sembarangan buangnya, nanti banjir". Dan kata-kata itu udah diulang sejak 15 tahun yang lalu. *ini itungannya mulai dari gw masih kecil.

Dannn... Gw bingung teman-teman. Semua orang tau, buang sampah bukan pada tempatnya itu gak benar, bisa macam-macam akibatnya. Sekarang sudah 15 tahun kemudian, gak ada yang berubah. Sampah tetap menumpuk dimana-mana. Berserakan dimana-mana.
Daerah Tegalega Bandung, hujan deras sesaat, langsung banjir di perempatan, salah satu penyebab si sampah..


Bingung gw, kalo semua orang teguh ama perkataan mereka itu, masa' selama 15 tahun, bukannya berkurang, malah nambah terus sampahnya? Dimana logikanya? Harusnya, sampah tersebut sudah diproses dengan baik. Dan yang aneh lagi, jelas sekali kalau sampah-sampah itu juga semakin update, mana ada sampah bungkus makanan "K*s*ka" 10 tahun lalu? Botol minum "N* Gre*n Tea" 5 tahun yang lalu? Bekas casing "N*kia e72" 4 tahun yang lalu?

Jika semua orang berpegang ama perkataan mereka, sampah-sampah ini memang tetap ada, namun di tempatnya seharusnya berada, seperti: tempat sampah, tempat pembuangan sampah, tempat pembuangan akhir, tempat daur ulang, dll.

Sedari kecil dicekokin, namun tak ada yang tercekoki (Fotonya dari sini)

Membingungkan. Semua orang sudah tahu mana yang benar, namun tetap saja diulang-ulang kesalahannya. Semua orang bicara, tetapi tak ada yang melakukan.

Seharusnya, buang sampah itu dijadikan tanggung jawab masing-masing diri. Tanggung jawab kita untuk bumi ini. Salah satu bentuk perbuatan baik kita pada alam. Dimulai dari yang kecil-kecil: bungkus sedotan, tissue, atau bungkus permen, buanglah ke tempat yang benar.

Namun ada hal-hal yang gw akuin gw masih salah, sepert:
  • Tempat sampah dilapisi dengan kresek agar tidak kotor saat menampung sampah lainnya. Tiap melapisi tempat sampah dengan plastik, entah napa gw selalu merasa bersalah. Lagi-lagi gw make plastik.
  • Tiap beli-beli sesuatu selalu dibungkus dengannn.. Plastik.. Yap, plastik, sumber rasa bersalah yang satu itu, susah sekali untuk melepaskan diri darinya.
  • Buang baterai sembarangan. Gw tau ini salah, tapi gw jg ga ngerti harusnya dibuang dimana.
  • Bingung buang alat elektronik besar kemana, yang akhirnya malah numpuk di rumah, hahaha..
Kebiasaan buruk juga nih, harus cari solusinya, hmmm..


Dan terakhir sampah sendiri cakupannya memang luas banget, so plis, sampah tubuh, seperti urin, ludah, plis buang di tempat yang benar! Bahkan meludah pun jangan di tempat umum, jangan seenaknya meludah di sembarang tempat.

Dan oh mai gat, pipis sembarangan, yang ini gw udah gak paham. Yang kadang bikin gw bingung, lagi asik-asiknya nunggu angkot, tiba-tiba ada mas-mas ngumpet di balik pohon, dan asik melakukan buang hajatnya disitu. Tentunya, bukan pemandangan yang indah saat menunggu.

Dannn.. Ini bikin gw melihat permasalahan kedua: dimanakah tampat MCK berada? Terminal angkutan umum, pasar tradisional, daerah pedagang kaki lima, atau tempat wisata merupakan tempat dengan jumlah manusia yang banyak, dari pagi hingga malam aktifitas tak berhenti. Dengan aktifitas tanpa henti, tanpa henti juga jumlah orang yang mendapatkan "panggilan alam". Kemanakah mereka pergi untuk menuntaskannya?

Tempat MCK: dari kecil-muda-tua-cakep-jelek-pinter-bodoh, semua orang senang pergi kesitu

Satu yang gw sadari juga, kesadaran untuk melakukan kegiatan tersebut di tempat yang seharusnya juga masih minim. Sering juga gw ke daerah terminal, dimana selain kotor, sering ada genangan air, positive thinking-nya itu adalah sisa hujan kemarin, tetapi kalau ada bau pesingnya berarti apa?

Fasilitas MCK itu penting, krusial bahkan, daripada nambah-nambahin televisi ditempat umum tersebut, bangunlah MCK yang terawat dan bersih. Bikin heran kan, para tukang angkot, tukang jualan di pasar, atau supir truk itu biasanya pipis dimana sih kalo fasilitasnya seperti sekarang? Udah jarang dan kalaupun ada, kotor, wew..

Prinsipnya tempat MCK itu menggambarkan penghuni di daerah tempat MCK itu berada. Semakin bersih tempat MCK nya berarti makin bersih juga orangnya.

Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Newer Posts
Older Posts

About me


About Naila
Halo, saya Naila Fithria, penulis blog ini.
Tukang jalan-jalan dan tukang galau juga:)
Anyway, selamat datang dan selamat membaca blog ini. Tabik!

The other me

  • Facebook
  • Instagram
  • Twitter

Through the years

  • ►  2020 (1)
    • ►  February (1)
  • ►  2019 (2)
    • ►  July (1)
    • ►  June (1)
  • ►  2017 (9)
    • ►  October (2)
    • ►  March (3)
    • ►  February (1)
    • ►  January (3)
  • ►  2016 (4)
    • ►  May (2)
    • ►  April (1)
    • ►  February (1)
  • ►  2015 (13)
    • ►  September (5)
    • ►  August (1)
    • ►  July (3)
    • ►  May (1)
    • ►  March (1)
    • ►  January (2)
  • ►  2014 (7)
    • ►  June (2)
    • ►  May (5)
  • ►  2013 (2)
    • ►  November (2)
  • ►  2012 (3)
    • ►  December (1)
    • ►  July (1)
    • ►  March (1)
  • ►  2011 (3)
    • ►  August (1)
    • ►  February (1)
    • ►  January (1)
  • ▼  2010 (18)
    • ►  December (1)
    • ►  October (1)
    • ▼  September (2)
      • Perusahaan Pembersih Selokan
      • 15 Tahun Sampah
    • ►  July (4)
    • ►  May (5)
    • ►  April (2)
    • ►  February (3)
  • ►  2009 (20)
    • ►  December (4)
    • ►  September (1)
    • ►  August (5)
    • ►  July (1)
    • ►  June (2)
    • ►  May (6)
    • ►  January (1)
  • ►  2008 (17)
    • ►  December (2)
    • ►  November (1)
    • ►  September (3)
    • ►  August (2)
    • ►  July (4)
    • ►  May (2)
    • ►  March (3)
  • ►  2007 (6)
    • ►  October (1)
    • ►  September (1)
    • ►  August (2)
    • ►  July (2)

Naila's Timeline

Loading...

Created by BeautyTemplates| Distributed By Gooyaabi Templates