15 Tahun Sampah

by - September 01, 2010

Sejak kecil kita selalu dibilangin "Buang sampah pada tempatnya", "Eh jangan sembarangan buangnya, nanti banjir". Dan kata-kata itu udah diulang sejak 15 tahun yang lalu. *ini itungannya mulai dari gw masih kecil.

Dannn... Gw bingung teman-teman. Semua orang tau, buang sampah bukan pada tempatnya itu gak benar, bisa macam-macam akibatnya. Sekarang sudah 15 tahun kemudian, gak ada yang berubah. Sampah tetap menumpuk dimana-mana. Berserakan dimana-mana.
Daerah Tegalega Bandung, hujan deras sesaat, langsung banjir di perempatan, salah satu penyebab si sampah..


Bingung gw, kalo semua orang teguh ama perkataan mereka itu, masa' selama 15 tahun, bukannya berkurang, malah nambah terus sampahnya? Dimana logikanya? Harusnya, sampah tersebut sudah diproses dengan baik. Dan yang aneh lagi, jelas sekali kalau sampah-sampah itu juga semakin update, mana ada sampah bungkus makanan "K*s*ka" 10 tahun lalu? Botol minum "N* Gre*n Tea" 5 tahun yang lalu? Bekas casing "N*kia e72" 4 tahun yang lalu?

Jika semua orang berpegang ama perkataan mereka, sampah-sampah ini memang tetap ada, namun di tempatnya seharusnya berada, seperti: tempat sampah, tempat pembuangan sampah, tempat pembuangan akhir, tempat daur ulang, dll.

Sedari kecil dicekokin, namun tak ada yang tercekoki (Fotonya dari sini)

Membingungkan. Semua orang sudah tahu mana yang benar, namun tetap saja diulang-ulang kesalahannya. Semua orang bicara, tetapi tak ada yang melakukan.

Seharusnya, buang sampah itu dijadikan tanggung jawab masing-masing diri. Tanggung jawab kita untuk bumi ini. Salah satu bentuk perbuatan baik kita pada alam. Dimulai dari yang kecil-kecil: bungkus sedotan, tissue, atau bungkus permen, buanglah ke tempat yang benar.

Namun ada hal-hal yang gw akuin gw masih salah, sepert:
  • Tempat sampah dilapisi dengan kresek agar tidak kotor saat menampung sampah lainnya. Tiap melapisi tempat sampah dengan plastik, entah napa gw selalu merasa bersalah. Lagi-lagi gw make plastik.
  • Tiap beli-beli sesuatu selalu dibungkus dengannn.. Plastik.. Yap, plastik, sumber rasa bersalah yang satu itu, susah sekali untuk melepaskan diri darinya.
  • Buang baterai sembarangan. Gw tau ini salah, tapi gw jg ga ngerti harusnya dibuang dimana.
  • Bingung buang alat elektronik besar kemana, yang akhirnya malah numpuk di rumah, hahaha..
Kebiasaan buruk juga nih, harus cari solusinya, hmmm..


Dan terakhir sampah sendiri cakupannya memang luas banget, so plis, sampah tubuh, seperti urin, ludah, plis buang di tempat yang benar! Bahkan meludah pun jangan di tempat umum, jangan seenaknya meludah di sembarang tempat.

Dan oh mai gat, pipis sembarangan, yang ini gw udah gak paham. Yang kadang bikin gw bingung, lagi asik-asiknya nunggu angkot, tiba-tiba ada mas-mas ngumpet di balik pohon, dan asik melakukan buang hajatnya disitu. Tentunya, bukan pemandangan yang indah saat menunggu.

Dannn.. Ini bikin gw melihat permasalahan kedua: dimanakah tampat MCK berada? Terminal angkutan umum, pasar tradisional, daerah pedagang kaki lima, atau tempat wisata merupakan tempat dengan jumlah manusia yang banyak, dari pagi hingga malam aktifitas tak berhenti. Dengan aktifitas tanpa henti, tanpa henti juga jumlah orang yang mendapatkan "panggilan alam". Kemanakah mereka pergi untuk menuntaskannya?

Tempat MCK: dari kecil-muda-tua-cakep-jelek-pinter-bodoh, semua orang senang pergi kesitu

Satu yang gw sadari juga, kesadaran untuk melakukan kegiatan tersebut di tempat yang seharusnya juga masih minim. Sering juga gw ke daerah terminal, dimana selain kotor, sering ada genangan air, positive thinking-nya itu adalah sisa hujan kemarin, tetapi kalau ada bau pesingnya berarti apa?

Fasilitas MCK itu penting, krusial bahkan, daripada nambah-nambahin televisi ditempat umum tersebut, bangunlah MCK yang terawat dan bersih. Bikin heran kan, para tukang angkot, tukang jualan di pasar, atau supir truk itu biasanya pipis dimana sih kalo fasilitasnya seperti sekarang? Udah jarang dan kalaupun ada, kotor, wew..

Prinsipnya tempat MCK itu menggambarkan penghuni di daerah tempat MCK itu berada. Semakin bersih tempat MCK nya berarti makin bersih juga orangnya.

You May Also Like

0 comments