Tetap Bodoh?

by - July 24, 2015

Hampir 2 tahun lalu, tepatnya Oktober 2013, saya berkunjung ke Bangkok bersama teman-teman kantor saya.

Entah kenapa, perjalanan ini sangat berkesan buat saya.

Bukan, bukan karena objek-objek wisata yang dikunjungi.

Tetapi karena saya dibodoh-bodohi oleh teman lama yang saya temui disana, hahaha.


Alkisah, saya sudah mengenal teman lama saya ini sedari SMP, kira-kira tahun 2001 (sudah lama yaaa ternyata).

Ketika SMP dulu, kami saling bersaing, tapi yang paling saya ingat yaitu untuk pelajaran komputer dan bersaing untuk membuat desain web sebagus-bagusnya (tahun 2001, masih SMP, tapi sudah pakai Dreamweaver! Hehehehe).

Yah, kami berdua memang agak tertarik dengan dunia grafis (saat itu) dan sering bersaing untuk jadi yang terbaik (tapi teman saya ini memang lebih jago sih).

Kesimpulannya, saya tahu kelebihan dia, dan dia tahu kelebihan saya.


Selama 14 tahun sejak itu, perjalanan hidup kami cukup berbeda walaupun ada beberapa kesamaan (sempat sekolah di SMA yang sama dan tempat kuliah sama).

Hal ini karena cara menghadapi hidup antara saya dan teman saya ini cukup berbeda.

Teman saya ini selalu mengejar apa yang menjadi kemauannya. Dia bisa meninggalkan posisi atau tempat apapun jika itu tidak sesuai kehendaknya.

Sedangkan, saya cenderung bertahan dalam kondisi apapun yang saya masuki, walaupun saya tidak suka.

Dan ini terus berlangsung, sampai sekarang.


Ketika saya ke Bangkok tahun itu, saya bertemu dengan teman saya ini. Ngobrol ngalor ngidul kesana kesini.

Dan entah mengapaaa, saya lupa dia nanya apa, hanya saja, ada beberapa pertanyaan yang tidak bisa saya jawab. Dan saya seperti orang bodoh, tidak mengerti apa-apa, kehilangan minat saya pada dunia ini.

Dan pada intinya dia menanyakan:

Mengapa saya tetap seperti ini. Tidak melakukan  apa yang saya ingin inginkan, yang saya hasratkan, tetapi terjebak dalam zona aman, tanpa mengeksplor kelebihan-kelebihan saya. Dengan wawasan yang itu-itu saja, bergaul dengan orang itu-itu saja. Bagai katak dalam tempurung. 


Dan saya merasa seperti ditampar dan seperti orang bodoh.

Di antara kritik dari orang lain yang saya terima selama ini, kritikan yang paling menohok bagi saya yaitu dianggap bodoh.


Dan kini hampir 2 tahun lewat..

Apakah saya sudah banyak berubah?

Apakah saya sudah menjadi orang yang lebih baik dibanding 2 tahun yang lalu?

Apakah saya sudah tahu apa yang ingin saya lakukan?

Dan apakah saya sudah memiliki nyali untuk bertemu teman saya ini kembali?


Setelah merenungi:

Beberapa hal memang menjadi lebih baik.

Ada beberapa kegilaan yang saya lakukan untuk mengeksplor diri saya.

Namun masih kurang gila.

Dan tetap tidak mudah bagi saya untuk lepas dari zona aman.

Namun setiap saya merasa terlena dalam kehidupan yang biasa ini, saya selalu ingat kritik teman saya ini.


Pada akhirnya, hidup terus berjalan, dan saya harus tetap usaha untuk menjadi lebih baik dan baik.

Lebih gila dan lebih gila.


NB:

Omong-omong, salah satu percakapan 2 tahun lalu, yaitu mengapa saya santai-santai saja tidak mengunjungi tempat wisata disana (karena biasanya saya cenderung ngotot untuk mengunjungi semua tempat wisata yang bisa dikunjungi).

Dan jawaban saya pada saat itu: suatu hari nanti saya akan kembali ke Bangkok, jadi masih ada kesempatan untuk eksplor kembali.

Dan, benar saja, 3 minggu lagi saya kesana.

Semoga Naila yang akan datang nanti, lebih baik dari Naila yang dahulu.


You May Also Like

0 comments