Naila's Timeline

live . love . laugh

Powered by Blogger.
  • Home
  • About me

Melanjutkan dari perjalanan sebelumnya di Ho Chi Minh dan Phnom Penh,  kali ini gw akan membahas perjalanan di Siem Reap, kota terdekat dengan Angkor Wat.

Day 4 Night
Di Siem Reap kami menginap di daerah backpack yaitu di White Villa Boutique, Jalan Sok San Street.
 White Villa Boutique

Hotelnya semalam cuma Rp 200.000,- lho berdua, tapi bagus gitu isinya (tau gitu cari yang lebih murah hehehe). Kami pesan Tuk Tuk driver dulu ke hotelnya untuk perjalanan besok. Lalu cari makan di Angkor Night Market.

Day 5
Esoknya, akhirnya datang juga hari dimana kami akan pergi ke Angkor Wat. Jam 04.30, kami sudah siap di resepsionis hotel buat nanyain Tuk Tuk driver pesanan, tapi ternyata hotelnya lupa mesenin :((

Setelah berantem dulu dengan pegawai Hotel (hahahaha), akhirnya kami naik tuk tuk yang lewat depan hotel dan pergi ke Angkor Wat. Lucky for the Tuk Tuk Driver tentunya, mungkin ada benarnya pepatah "Bangun pagi biar rejeki tidak dipatok ayam". Soalnya si Tuk Tuk Driver ini, bangun pagi-pagi, ketemu kami, terus jadi langganan kami selama di Siem Reap. Namanya Knak, dengan alamat email di: hi_knak@yahoo.com.

Nah, sebelum pamer foto-foto selama di Angkor Wat (hehehehe), sebelumnya kita lihat dulu peta dari kompleks per-temple-an ini. Angkor Wat itu hanya salah satu temple dari kompleks percandian di daerah situ. Alkisah, setiap raja Kamboja yang berkuasa, biasanya mereka membuat candinya sendiri-sendiri. Misal Angkor Wat merupakan Candi Hindu yang dibangun pada masa pemerintahan Raja Suryawarman II pada pertengahan abad 12.


 Biar deh agak oversized dan nabrak kanan dikit.. Yang penting jelas


Jadi urutan kunjungan ke kompleks candi-canti itu sebagai berikut:
1. Angkor Wat
2. Angkor Thom
3. Bayon.
4. Chau Say Tevoda
5. Thommanon
6. Ta Phrom
7. Banteay Kdei

Nah ini, dia penampakan tiap tempat:
1. Angkor Wat
Dari pagi, orang-orang sudah berkumpul di danau depan Angkor Wat, untuk melihat keindahan matahari terbit disana. Setelah menunggu, akhirnya muncul juga mataharinya.
 
Sunrise di Angkor Wat


Numpang narsis

Puas lihat sunrise, kami beranjak ke kompleks dari Angkor Wat sendiri. Nuansanya lebih mirip dengan Prambanan daripada Borobudur.
Jalan masuk kompleks Angkor Wat

Di dalam Angkor Wat


2.  Angkor Thom


3. Bayon
 
Depan Bayon

Dalam Bayon (dengan pose gak jelas)


4. Chau Say Tevoda

 Chau Say Tevoda
5. Thommanon
Thommanon



6. Ta Phrom

 Candi Tomb Raider

7. Banteay Kdei
Gak foto-foto, sudah terlalu lelah hahahaha..

Beres muter-muter candi, kami cari makan di dekat Hotel. Dan gak lupa mencoba makanan khas dari Kamboja yaitu Amok.
Amok

Rasanya sihhh seperti Gulai Ikan pakai santan yaaa.. Enak, tetapi gak segitunya sih menurut kami. Lalu, gw dan teman gw coba makanan Kamboja yang lain yaitu Lok Lak. And it's taste deliciousssssss... (Kelamaan gak makan daging sih lebih tepatnya, jadinya dikasih daging langsung senang).

Lok Lak

Habis makan, kami ke Hotel dulu untuk istirahat, dannn malamnya ke Angkor Night Market. Shopping timeeee! Dan di Angkor Night Market ini barangnya lucu-lucu dan bagus-bagus. Harganya walau dalam dollar, tapi murah-murah. Ah coba dollar lagi murah, jauh lebih murah lagi deh. Pasarnya outdoor tapi berupa kumpulan kios begitu.. Bikin betah deh pokoknya..

Night Life in Siem Rieap

Day 6
Hari terakhir di Siem Reap, kami pergi ke War Museum. Dan datangnya ternyata kepagian hahaha, jam 8 udah di Museum tapi guidenya belum ada. Muter-muter bentar dan akhirnya guidenya datang sekitar jam 9.

Oleh Mas Guide kami diceritakan sejarah peperangan melawan rezim Pol Pot. Ternyata Pol Pot itu bukan nama aslinya dan kepanjangan dari Politic Potentiale.  Dia merupakan generasi awal Kamboja yang dikirim untuk sekolah di Eropa. Pol Pot dikirim ke Perancis dan disana dia tertarik dengan konsep Komunisme.

Singkat cerita, ketika kembali ke Kamboja, sedikit demi sedikit dia memiliki kekuasaan. Dan pada tahun 1975, mengambil alih Kamboja. Namun, hal pertama yang dia lakukan adalah mengosongkan Phnom Penh, menangkap warga-warga yang berpendidikan atau memiliki level pekerjaan menengah ke atas, seperti Guru, Militer, Dokter, dsb.

Lalu, rakyat pun dipaksa untuk melakukan bertanam, dengan hasil tanam dikumpulkan ke Pemerintah dan diekspor ke Luar Negeri. Sistem pemerintahan yang kejam ini berhasil menewaskan 3 juta dari 8 juta rakyat Kamboja dalam 3 tahun.

Setelah 3 tahun itu, Pol Pot menyingkir ke perbatasan dengan Thailand, berperang dengan oposisinya. Peralatan perang inilah yang masih tersimpan di War Museum Siem Reap. Dan hampir semuanya asli.

Isi Granat (ternyata banyak pelurunya)


Tank yang beneran dipakai pada masa perang


Human real bones inside the tank


Nyoba nembak-nembak

 
Ranjau Darat, masih banyak yang tersisa dan menghantui keselamat rakyat Kamboja


Pada tahun 1998, Pol Pot wafat, perlawanan dari Khmer Merah pun berakhir. Walaupun banyak pasukan Khmer Merah masih hidup, namun mereka diterima kembali oleh Rakyat Kamboja. Karena balas dendam tidak akan menyelesaikan masalah. Jujur, malah perjalanan paling seru ya di War Museum ini, mendengarkan kisah peperangan itu, bikin pilu.
 
Dari War Museum, kami pergi ke Royal Palace (tapi kecil istananya dan hanya foto di depan) dan Killing Fields. Beres muter-muter, kami pergi ke Bandara dan pergi ke Bangkok dengan AirAsia lagi.

Catatan tentang Siem Reap: Kalau lebih lama di Siem Reap, ada beberapa tempat yang masih ingin kami kunjungi, antara lain:
  • Banteay Srei  
  • Kbal Spean
  • Floating Market  
Maybe for the next trip :). Dari Siem Reap, kami naik AirAsia lagi untuk pergi ke Bangkok. Baca kisah perjalanannya disini.

Kalau ada yang mau itinerary-nya, bisa didownload disini. Tabik!
Share
Tweet
Pin
Share
15 comments

Lanjut lagi dari tulisan sebelumnya di Ho Chi Minh, di tulisan kali ini gw akan membahas perjalanan gw dan teman gw ke Kamboja.

Day 3 Night
Sebenarnya tujuan utama ke Kamboja yaitu pergi ke Angkor Wat. Lalu, kenapa harus lewat Phnom Penh? Angkor Wat itu bukan di Phnom Penh ya? Nah, untuk lebih mudah menjelaskannya, kita lihat petanya dulu:

Ho Chi Minh, Phnom Penh dan Angkor Wat ada di bawah

Angkor Wat itu ternyata lokasinya lebih dekat dengan kota Siem Reap, kira-kira 12 km jaraknya dari kota itu. But how to get there? Jadi kalau dari Ho Chi Minh mau ke Angkor Wat bisa lewat Phnom Penh dulu, dengan waktu perjalanan Ho Chi Minh ke Phnom Penh sekitar 6-7 jam. Lalu dari Phnom Penh ke Siem Reap (kota terdekat dengan Angkor Wat) sekitar 6-7 jam juga. Jadi kalau langsung ngebut dari HCMC ke Siem Reap, wewww.. Pegel bangeeett dunkk 14 jam perjalanannn...

So dari Ho Chi Minh City, gw dan teman gw naik Bus Mekong Express, yang udah kami pesan dari sini. Enaknya, ketika melewati imigrasi, petugas bus yang kami tumpangi yang mengurus proses imigrasi. Jadi tinggal menunggu dipanggil saja.

Di Phnom Penh, kami menginap di Zing Hotel. Berhubung diantarnya pas malam, agak-agak creepy karena dari jalan raya, belok ke kiri ke jalan kecil dulu. Tapi ternyata pas dilihat pas pagi hari, ungu dan unyu juga nih hotel.
Zing Hotel

Penampakan dalam kamar Zing Hotel 

Yang kontras itu di depan Hotel itu lahan semi terminal gitu, jadi banyak supir-supir dan tukang-tukang bercokol disitu

Lahan di depan Zing Hotel

Sesampainya di kamar hotel, pas nyalain TV, jreng.. jreng.. Berita yang muncul adalah bom Bangkok, yang baru saja kejadian 1 jam sebelumnya. Kaget banget, soalnya dalam 3 hari kami bakal pergi ke Bangkok.

Ketar-ketir campur lapar, akhirnya kami makan dulu di restoran India depan Hotel sambil menenangkan hati. Ketemu dengan Mbak Joke dari Belgia, membahas berbagai macam masalah termasuk bom itu. Lalu, kami kembali ke hotel dan tidur.

Day 4
Berhubung di Phnom Penh, kami hanya numpang transit sebelum naik Bus lagi ke Siem Reap, maka tidak pergi ke banyak tempat. Pagi-pagi kami naik tuk-tuk ke Genoside Museum, yaitu bekas sekolah yang dijadikan penjara atau S.21 ketika rezim Khmer Merah berkuasa.

Genocide Museum atau Tuol Seng Museum ini awalnya adalah sekolah menengah umum di Phnom Penh. Pada 17 April 1975, Pemerintahan di bawah Pol Pot mengubah sekolah ini menjadi penjara yang disebut dengan S.21 (Security Office 21), dan menjadi penjara terbesar di Kamboja. Namun tempat ini tak hanya penjara, namun juga tempat penyiksaan bagi ribuan tahanan yang ada disini. 
Sekilas tentang Khmer Merah: Jadi pada tahun 1975, Kamboja dikuasai oleh rezim di bawah kepemimpinan Pol Pot. Sebenarnya secara resmi rezim ini hanya berdiri selama 3 tahun 8 bulan. Namun, dalam masa pemerintahan dari Pol Pot tersebut, 3 juta dari 8 juta rakyat Kamboja tewas, baik akibat kelaparan atau tewas disiksa.

Genoside Museum

Dari Genoside Museum, maka lanjut ke Royal Palace.  Sayangnya gw cuma masuk sendiri, karena Tongky pakai celana pendek. Ternyata ke Royal Palace ini tidak boleh memakai celana pendek atau baju tanpa lengan ke dalam. Hiks, padahal udah bayar buat berdua. 

Royal Palace

Dari Royal Palace kami naik Tuk Tuk untuk pergi ke Wat Phnom. Untuk harga Tuk Tuk sendiri, kalau dekat biasanya USD 3, sedangkan kalau jauh dikit USD 5.

 
Wat Phnom
Sesudah dari Wat Phnom, kami balik ke Hotel untuk menunggu pick-up dari Mekong Express untuk ke pangkalan Bus dan pergi ke Siem Reap. Berangkat dari Siem Reap jam 1 siang, kami sampai di Siem Reap jam setengah 7 malam. Itu pun setelah melewati accident ngegilas sapi di tengah jalan :((

Catatan untuk Phnom Penh:
  • Kalau kesini, sebenarnya bisa sekalian ke ke Killing Fields di Choeung Ek. Tapi jaraknya lumayan jauh, kira-kira 30 km. Jadi pas kemarin kesana gak sempat untuk pergi kesana.
  • Sebenarnya Kamboja ada mata uang sendiri, tetapi transaksi kebanyakan pakai USD kalau dengan Turis. Rate nya pada saat kesini 1 USD = 4000 riel. Karena makannya di tempat India itu, sekali makan bisa 6 USD-an untuk berdua. Hiks, lumayan nguras dompet juga.
Berhubung agak panjang, jadi perjalanan di Siem Reap akan dibahas di Jalan-Jalan di Kamboja Part II. 

Kalau ada yang mau itinerary-nya, bisa didownload disini. Tabik!
Share
Tweet
Pin
Share
5 comments

Alkisah, baru kemarin banget gw balik abis dari jalan-jalan ke Vietnam (Ho chi minh city), Kamboja (Phnom Penh dan Siem Reap), dan Thailand (Bangkok). Mumpung masih on-fire dan segar di ingatan, gw tulis aja disini lika-liku perjalanannya. 

Awal kisah ini bermula di bulan April 2015, berawal dari perbincangan antara gw dengan temen gw, Desty (she is called by Tongky). Ceritanya Tongky pengen solo travelling dengan pilihan tempat antara lain: Jepang atau negara Asean lainnya. Karena temen gw ini belum pernah ke Bangkok, maka gw saranin, buat pergi ke Bangkok aja, sekalian ke Vietnam dan Kamboja. Nanti gw ikut dari awal, tapi pas di Bangkok balik duluan. Akhirnya deal deh kita.

Hasil nanya-nanya sama teman yang habis berangkat kesana, mereka muter-muter Asean pakai AirAsia Asean Pass, jadi sistemnya itu kita beli 10 atau 20 point AirAsia Asean Pass di Airasia, nanti di-redeem dengan tiket, tinggal nambah aiport tax dan pajak lainnya saja. So, kita berdua akhirnya ikut pakai Air Asian Pass. Untuk halaman resmi dari AirAsean dapat dibaca disini, dan review dari blog lain dapat dibaca disini.

Untuk kisah perjalanan ini, akan gw bagi menjadi 3 bagian:
1. Jalan-jalan ke Ho Chi Minh City

2. Jalan-jalan ke Kamboja: Part 1 dan Part 2
dan...
3. Jalan-jalan ke Bangkok

Karena persiapannya panjang dan lama bangett. So, It will be wasted if I am not sharing it to anyone. Selain itu, selama pesan hotel, nentuin tempat-tempat yang bakal didatangi dkk, gw juga dibantu dengan berbagai macam review dari blog lain. So, hopefully this posts can be useful too for anyone that interested to go there. Let's go travel (and shopping and eating, hehehe)!

Last but not least, all posts will be filled with my photos, so be ready! Hohohohoho

Kalau ada yang mau itinerary-nya, bisa didownload disini. Tabik!
Share
Tweet
Pin
Share
2 comments
Older Posts

About me


About Naila
Halo, saya Naila Fithria, penulis blog ini.
Tukang jalan-jalan dan tukang galau juga:)
Anyway, selamat datang dan selamat membaca blog ini. Tabik!

The other me

  • Facebook
  • Instagram
  • Twitter

Through the years

  • ▼  2020 (1)
    • ▼  February (1)
      • A Week in Istanbul
  • ►  2019 (2)
    • ►  July (1)
    • ►  June (1)
  • ►  2017 (9)
    • ►  October (2)
    • ►  March (3)
    • ►  February (1)
    • ►  January (3)
  • ►  2016 (4)
    • ►  May (2)
    • ►  April (1)
    • ►  February (1)
  • ►  2015 (13)
    • ►  September (5)
    • ►  August (1)
    • ►  July (3)
    • ►  May (1)
    • ►  March (1)
    • ►  January (2)
  • ►  2014 (7)
    • ►  June (2)
    • ►  May (5)
  • ►  2013 (2)
    • ►  November (2)
  • ►  2012 (3)
    • ►  December (1)
    • ►  July (1)
    • ►  March (1)
  • ►  2011 (3)
    • ►  August (1)
    • ►  February (1)
    • ►  January (1)
  • ►  2010 (18)
    • ►  December (1)
    • ►  October (1)
    • ►  September (2)
    • ►  July (4)
    • ►  May (5)
    • ►  April (2)
    • ►  February (3)
  • ►  2009 (20)
    • ►  December (4)
    • ►  September (1)
    • ►  August (5)
    • ►  July (1)
    • ►  June (2)
    • ►  May (6)
    • ►  January (1)
  • ►  2008 (17)
    • ►  December (2)
    • ►  November (1)
    • ►  September (3)
    • ►  August (2)
    • ►  July (4)
    • ►  May (2)
    • ►  March (3)
  • ►  2007 (6)
    • ►  October (1)
    • ►  September (1)
    • ►  August (2)
    • ►  July (2)

Naila's Timeline

Loading...

Created by BeautyTemplates| Distributed By Gooyaabi Templates