Naila's Timeline

live . love . laugh

Powered by Blogger.
  • Home
  • About me

Seperti yang sudah ditulis disini, pada part ini gw akan cerita cara membuat Visa Schengen. Untuk trip ke Eropa ini, gw apply Visa Schengen ke Kedutaan Prancis, melalui agen yang mereka tunjuk langsung yaitu TLS Contact.

Tata caranya yaitu mendaftar di web TLS Contact, dimana pelamar Visa bisa menentukan waktu pertemuan di TLS Contact. Tidak lupa membawa semua berkas prasyarat Visa pada saat pertemuan. Semua berkas yang masuk ke TLS Contact, akan dikirim ke Kedutaan Prancis, untuk menentukan apakah permintaan visa akan disetujui atau ditolak.

Untuk apply Visa Perancis ini, beberapa hal yang gw persiapkan secara khusus yaitu:
1. Membeli asuransi perjalanan
Asuransi perjalanan gw beli secara online melalui di website AXA Mandiri.

2. Booking Hotel untuk Visa
Karena apply Visanya melalui kedutaan Prancis, maka gw membuat itinerary sementara, dimana jumlah hari di Perancis (Lyon dan Paris) paling banyak dibanding negara lainnya di Eropa. Setiap Hotel gw booking lewat Booking.com atau Agoda.com dengan Free Cancellation. Nah, itinerary yang gw buat untuk apply visa seperti ini:

Dasar ya gw nya tukang rempong, bikin itinerary kok gak yang simpel aja gitu. Misal. 5 hari di Belanda, 5 hari di Jerman, dan 9 hari di Prancis.Kan gak usah ribet konfirmasinya.

3. Konfirmasi Booking ke Setiap Hotel
Setelah beres urusan booking hotel, gw juga mengirim email ke tiap hotel untuk mendapat konfirmasi kalau pesanannya sudah tercatat di Hotel itu. Jadi itinerary di atas dan juga hasil konfirmasi dari tiap hotel gw lampirkan dalam dokumen apply visa. Terkadang dalam 1 kota gw booking lebih dari 1 hotel, karena hotel yang pertama tidak kunjung membalas email permintaan konfirmasi.

Beberapa hotel emang rencananya bakal gw inapi, tapi sebagian besar gw cancel setelah urusan Visa beres (maaf banget yaaa mbak mas hotel, sudah repot-repot meluangkan waktunya untuk membalas email gw).

Contoh email konfirmasinya seperti ini:

Subject: Request for Confirmation of Booking at Hotel A - Naila Fithria
Dear Hotel A,

My name is Naila Fithria and I already booked a room for X nights (DD-DD MM YYYY) in your hotel via xxxx.com, with booking number xxxxxx. Guest name is Naila Fithria.

Regarding that, would you inform me, is my booking already confirmed in your hotel? Because there will be random call from French Embassy to make sure that I will stay in your hotel on those dates.

Please confirm. Thank you for your kind attention.

4. Menyiapkan Slip Gaji dan Surat Keterangan Kerja
Untuk slip gaji kantor, jaga-jaga gw terjemahkan ke bahasa Inggris, padahal aslinya dalam bahasa Indonesia, hehehehe. Contoh surat keterangan kerja yang gw buat seperti ini:

Jakarta, MM DD, YYYY                                                                 No: xxxxxx


To:
French Embassy in Indonesia
Visa Section
Jl. MH. Thamrin no. 20
Jakarta Pusat 10350

Subject: Recommendation Letter for Visitor Visa Application

To whom it may concern,
Herewith to certify that:
Name                                    : Naila Fithria
Pasport Number                   : xxxx
Date of Birth                        : MM QQ, YYYY
Address                                : xxxx
Salary                                  : Rp xxx per month

Is  a  permanent employee  of  [Company Name] since  MM DD, YYY as [Position Name] at [Division name] with employee number [Employee Number].

This letter was issued based on the employee request for the purpose of applying visa to visit European countries, including your country, from MM DD, YYYY until MM DD, YYYY. We herewith confirmed that all costs incurred during the employee’s trip to France or Europe will be borne by the employee herself and that the employee will continue working in our company after the completion of her trip.

We trust this information will be sufficient for your requirements. And it would be very appreciate if you could grant her the necessary visa at your earliest convenience.

Thank you very much for your kind attention and cooperation.

Yours sincerely,
[Company name]
[Division Name]



[Supervisor name]
[Supervisor Position]




5. Menyiapkan rekening bank
Salah satu syarat untuk apply visa adalah surat referensi bank. Untuk mendapatkannya, gw datang ke cabang bank tempat gw membuat tabungan (kebetulan dekat kantor) dan minta dibuatkan surat referensi. Kalau di Bank Mandiri, harganya sekitar Rp 50.000,-. Gw juga legalisir hasil fotokopi buku tabungan selama 3 bulan terakhir.

Semua berkas gw lengkapi. Untuk dokumen seperti Akte Lahir walau tidak wajib, tapi jaga-jaga tetap gw bawa. Semua berkas yang asli, seperti Kartu Kelurga, buku tabungan, KTP, dkk tetap gw bawa.

Ketika gw datang ke TLS Contact, prosedurnya yaitu:
  1. Menyimpan semua barang di loker kecuali untuk apply Visa
  2. Mengumpulkan berkas di loket (gw gak tahu apa karena itinerarynya sudah jelas atau gimana, tapi gw gak ditanya sama sekali)
  3. Ke booth foto, dimana hasil fotonya yang akan terpampang di Visa yang menempel di paspor (so, jangan lupa dandan yang cakep dan cantik ya)
  4. Ambil barang yang disimpan di loker
Terus sudah deh, tinggal menunggu kabar melalui email, apakah visanya sudah jadi atau belum. Waktu gw apply visa ini, Rabu pagi berkas gw masukin, Jumat siang udah dapat email kalau berkas sudah dikembalikan dari Kedutaan ke TLS Contact. Akhirnya Senin pagi gw ambil, dan voila! Visa disetujui.. Horeee!

Oiya, sesuai dengan info dari sini, dokumen yang harus dilengkapi seperti di bawah ini (kolom "status" gw tambahkan sendiri, mana yang sudah siap, dan mana yang tidak perlu gw sediakan) :

No.
Dokumen
Deskripsi
Status



1.
Formulir permohonan Schengen, asli
Download / Simpan di komputer.
 
Diisi dengan lengkap, dengan tanggal dan ditandatangani oleh pemohon di kedua kolom tanda tangan (kolom 37 DAN kolom tanda tangan dibagian bawah pernyataan dihalaman terakhir). Untuk anak-anak dibawah umur, kedua orang tua harus menandatangani formulir aplikasi visa.
 
OK

2.
2 lembar foto yang sama dan baru
 
Ukuran 3.5cm x 4.5cm, foto berwarna dengan latar belakang putih, diambil dalam 6 bulan terakhir
 
OK
 3.
Tiket perjalanan pulang pergi dari Indonesia, fotokopi
 
Konfirmasi pemesanan tiket pulang pergi dari Indonesia.
 
OK








4.
Asuransi perjalanan, asli
Asuransi perjalanan, fotokopi
 

Asuransi perjalanan dengan perlindungan minimal sebesar 30.000 Euro yang mencakup seluruh durasi perjalanan anda selama di area Schengen harus mencakup biaya pengobatan, perawatan rumah sakit darurat serta repatriasi untuk alasan medis.

Mengenai wilayah cakupan asuransi perjalanan Anda : harus mencantumkan Schengen, Worldwide atau Europe dan secara khusus salah satu dari ketiganya jika anda ingin mengajukan visa jangka pendek / berlaku di Perancis jika anda ingin mengajukan visa jangka panjang / berlaku di DROM/CTOM jika anda ingin pergi ke wilayah luar teritorial Perancis.

Silahkan buka daftar asuransi perjalanan yang diterima.
 
OK

5.
Konfirmasi pemesanan tempat tinggal (hotel, apartemen), fotokopi
 
Bukti konfirmasi pemesanan tempat tinggal untuk setiap malam selama di Negara Schengen.
 
OK


6.

Buku tabungan pemohon, asli
Buku tabungan pemohon, fotokopi
 


Melampirkan referensi bank dan setiap lembar fotokopi tabungan di legalisir oleh pejabat bank yang berwenang untuk membuktikan kemampuan keuangan pemohon dalam menanggung biaya-biaya selama di Negara Schengen, dan untuk anak dibawah umur melampirkan fotokopi buku tabungan orang tua.
 
OK





7.
Surat keterangan pensiun, asli

Surat sumpah pensiun, fotokopi

Surat sumpah pensiun, terjemahan

(Diperlukan jika bukan dalam bahasa Inggris atau Prancis)
 
Jika status pekerjaan pemohon adalah pensiun
Surat keterangan resmi yang menyatakan pensiun, nama dan alamat perusahaan terakhir, lamanya kerja yang terakhir, dan jumlah gaji yang terakhir, surat ini dikeluarkan oleh pejabat yang berwenang.
 
TIDAK PERLU





8.
Surat keterangan bekerja, asli

Surat keterangan bekerja, terjemahan

(Diperlukan jika bukan dalam bahasa Inggris atau Prancis)
Surat keterangan bekerja asli dari perusahaan yang menyatakan nama, jabatan, dan gaji pelamar visa, , alasan dan tanggal perjalanan dan siapa yang akan bertanggung jawab atas dukungan keuangan selama perjalanan. Dokumen ini harus tertera alamat, nomor telepon dan fax perusahaan, cap perusahaan, dan tanda tangan, nama dan jabatan orang yang mengeluarkan sertifikat tersebut
 
OK





9.
Slip gaji 3 bulan terakhir, asli

Slip gaji 3 bulan terakhir, fotokopi

Slip gaji 3 bulan terakhir, terjemahan

(Diperlukan jika bukan dalam bahasa Inggris atau Prancis)
 

UBAH JADI BAHASA INGGRIS




10.
SIUP Perusahaan, asli

SIUP Perusahaan, fotokopi

SIUP Perusahaan, terjemahan

(Diharuskan jika bukan dalam bahasa Inggris atau Perancis)
 
Ijin bisnis, kode oraganisasi atau sertifikat lembaga hukum, yang menyatakan nama pelamar, tujuan organisasi.
Atau sertifikat dengan fungsi yang sama. Tidak diperlukan untuk pekerja bebas
TIDAK BISA

11.
Rekening bank perusahaan 3 bulan terakhir, fotokopi
 
Di legalisir oleh pejabat bank berwenang
TIDAK BISA



12.
Bukti penggantian nama pemohon atau orang tua pemohon, fotokopi

Bukti penggantian nama pemohon atau orang tua pemohon, terjemahan
 
Jika diperlukan, dalam bahasa Perancis atau Inggris
TIDAK PERLU





13.
Surat keputusan perwalian anak oleh administrasi Indonesia (atau sertifikat wafat orang tua), fotokopi

Surat keputusan perwalian anak oleh administrasi Indonesia (atau sertifikat wafat orang tua), terjemahan

(Diwajibkan jika bukan dalam bahasa Inggris atau Prancis)
 
Untuk pemohon visa dibawah umur (dibawah 18 tahun)
Surat ini wajib dilampirkan jika salah satu orang tua diberikan wewenang mengijinkan salah satu orang tua mendampingi anak dalam perjalanan atau sertifikat wafat orang tua yang lain dengan terjemahan
TIDAK PERLU




14.
Surat persetujuan orang tua,asli

Surat persetujuan orang tua, terjemahan

(Dalam bahasa Perancis atau Inggris)
 
Untuk pemohon visa dibawah umur (dibawah 18 tahun)
Surat persetujuan orang tua dengan informasi orang yang bertanggung jawab atas anaknya selama perjalanan.
Jika anak melakukan perjalanan sendiri atau dengan salah satu orang tua yang dikuasakan.
 
TIDAK PERLU





15.
Surat keterangan sekolah, asli

Surat keterangan sekolah, fotokopi

Surat keterangan sekolah, terjemahan

(Diharuskan jika bukan dalam bahasa Inggris atau Perancis)
 
Untuk pemohon visa berstatus pelajar/mahasiswa
Surat keterangan ini dibuat untuk menginformasikan bahwa pemohon berstatus sebagai pelajar disekolah tersebut, dalam surat ini mencantumkan informasi nama pemohon, dan keterangan mengenai rencana perjalanan ke Negara Schengen, juga menginformasikan untuk pengajuan visa dikedutaan.
 
TIDAK PERLU




16.
Akte kelahiran, asli

Akte kelahiran, fotokopi

Akte kelahiran, terjemahan

(Dalam bahasa Perancis atau Inggris)
 
Untuk pemohon visa dibawah umur (dibawah 18 tahun)
TIDAK PERLU

17.
Kartu keluarga dan tempat tinggal yang terdaftar, fotokopi
 
Fotokopi dari halaman yang berisi informasi tentang pemohon dan anggota keluarga.
OK

18.
Ijin masuk yang berlaku sampai tanggal pulang pelamar, fotokopi
 
Untuk orang asing yang tinggal di Indonesia
Cap ijin masuk dari imigrasi masih berlaku didalam paspor untuk kembali ke Indonesia.
TIDAK PERLU


 19.
Bukti tempat tinggal di Indonesia (visa non-imigran, kontrak kerja, dll), asli

Bukti tempat tinggal di Indonesia, fotokopi
 
Untuk orang asing yang tinggal di Indonesia
KITAS, KITAP
TIDAK PERLU



20.
Paspor, asli

Paspor, fotokopi

(Fotokopi 2 lembar halaman paspor yang berisi data pribadi.)
 
Paspor pribadi nasional atau dokumen perjalanan yang resmi dengan tanggal berlaku lebih dari 3 bulan lewat dari tanggal berlaku visa yang diminta, dengan 2 halaman kosong untuk dimana visa stiker akan ditempel (tertera tulisan “Visa” )
OK



 21.
Paspor lama, asli

Paspor lama, fotokopi

(Fotokopi halaman semua paspor lama yang berisi data pribadi.)
 
Jika anda punya 1 atau lebih paspor lama, anda harus membawa paspor-paspor lama tersebut.
OK
 

Share
Tweet
Pin
Share
12 comments

Untuk pergi keliling Eropa, kira-kira apa saja ya yang harus disiapkan?

Nah, inilah listnya:

1. Membeli tiket Pesawat
Prinsip yang gw pegang selama ini: apapun trip-nya, kalau belum ada tiket pesawatnya, kemungkinan besar tidak akan berangkat. Nah, prinsip ini berlaku juga untuk trip ke Eropa kali ini.

Jadi hal pertama yang gw lakukan sebelum memulai trip ini adalah membeli tiket pesawat.

Untuk membelinya, walau semi impulsif tapi tetap gw analisis secara mendalam sebaiknya ambil tiket tanggal berapa, jam berapa, dan jalurnya bagaimana. Selain itu, memastikan juga sebaiknya baliknya ke KL dulu atau ke Jakarta langsung.

Penerbangan yang gw incar pada saat itu yaitu Turkish Airline, agar bisa lewat Istambul. Belum pernah kesana soalnya, jadi yaaa sekalian saja :). Selain itu, untuk penerbangan dengan Turkish Airline, kebijakannya pada saat itu, jika waktu transit di atas 6 jam dapat tur gratis, dan jika  waktu transit di atas 10 jam dan tidak ada penerbangan di antaranya, bisa dapat hotel gratis. Tetapi, dengan catatan: hanya boleh pilih salah satu.

Akhirnya gw list semua waktu penerbangan dari KL ke Istambul (IST) dan durasi transit (DUR), sekalian ngecek juga mana yang bisa dapat penginapan gratis (kolom H) dan atau tour gratis (kolom T).

Sempat kepikiran ambil transit 2 kali biar puas keliling Istambul, tapi hasil nanya-nanya sama kenalan disana (ehm.. turn out to be..), ternyata kalau transit 2 kali nanti harus apply visa Turkinya 2 kali juga. Wah ribet. Sekali saja deh kalau begitu.

Akhirnya penerbangan yang gw ambil yaitu:
  • Dari KL tanggal 29 Sept 2016 jam 22.10 dan sampai di Amsterdam tanggal 30 Sept 2016 jam 09.40.
  • Balik tanggal 18 Okt 2016 jam 23.10 dari Amsterdam, transit 15 jam di Istambul lalu sampai di KL tanggal 20 Okt 2016 jam 10.20.
  • Dari Jakarta, ke KL, naik Malindo Air jam 13.10 - 16.15
  • Dari KL ke Jakarta, naik Lion Air 15.30 - 16.35
Urusan tiket pesawat beres, what's next?

2. Mencari visa yang sesuai
Untuk bisa pergi ke Eropa ini, maka harus apply Visa Schengen. Jadi gw mengecek persyaratan Visa di berbagai negara yang menerbitkan Visa Schengen, antara lain Belanda, Jerman, Prancis, dan Ceko. Rencananya gw bakal apply di akhir Juli 2016. Hasil cek sana-sini:
  • Untuk Belanda, jadwal apply visa sudah penuh sampai akhir Agustus
  • Perancis, jadwal cenderung lowong tapi biaya Visa lebih tinggi dari Kedutaan lainnya karena ada biaya tambahan untuk agen yang ditunjuk kedutaan
  • Jerman, jadwal masih kosong tapi hasil baca blog sana-sini cukup ketat persyaratan dan pengecekannya
  • Ceko, hanya buka di hari-hari tertentu
Akhirnya gw memilih kedutaan Perancis. Walau lebih mahal, namun jadwalnya masih lowong, selain itu persyaratannya tidak terlalu ketat. Untuk penjelasan lebih lengkapnya untuk apply Visa Schengen lewat kedutaan Prancis, dapat dilihat disini.

Selain itu, gw juga apply visa Turki, yang bisa dilakukan secara online disini.  Biayanya pada saat itu sebesar USD 25.

3. Booking transportasi antar kota
Sebelum booking transportasi antar kota, gw sempat galau antara keliling Eropanya ke arah selatan (ke Itali dkk) atau ke arah timur (Praha dan Budapest, dkk). Namun, kalau pergi ke Itali, kemungkinan besar harus naik pesawat, sedangkan gw males kalau bagasinya dibatasi hanya 7 kg. Selain itu, dari Itali, kalau balik lagi ke arah Barat (Prancis, Jerman, dkk) naik kereta, bisa menghabiskan waktu belasan jam.

Akhirnya gw memilih rutenya dari Amsterdam ke arah Timur dulu, melewati Berlin, Praha, dan Budapest. Lalu balik ke arah Barat lagi, melewati Salzburg (Austria), Stuttgart (Jerman), Paris, Brussel, dan kembali ke Amsterdam.

Untuk booking transportasi antar kota, lumayan lama juga, 1 rute antar kota bisa 1 malam sendiri ngecek sana-sininya, karena paralel harus ngecek juga di kota yang dikunjungi apa ada orang yang bisa dikunjungi. Untuk angkutan antara kota, gw biasanya ngecek di www.goeuro.com atau ke website setiap perusahaan kereta, seperti DB Bahn dkk.

4. Menentukan penginapan di tiap kota
Untuk penginapan, pada awalnya gw udah booking hostel di setiap kota. Lalu gw mengkontak semua orang yang gw kenal di daratan Eropa atau saudara dan teman yang punya kenalan disana. Modal muka tebal deh. Pada akhirnya, hasil lobby sana-sini:
- Amsterdam: nginep di kenalannya Tante
- Berlin: nginep di temannya sepupu
- Budapest: nginep di temannya orang kantor
- Stuttgart: nginep di kenalannya temennya kakak
- Paris: nginep di temannya sepupu
So, gw nginep di Hostel cuma di Praha, Salzburg, dan Brussel, cuma 5 malam di antara 18 malam perjalanan gw, huehehehe.

 5. Membuat Kartu ISIC
Mengingat status gw masih mahasiswa (S2) saat itu, jadi gw bikin saja kartu International Student Identity Card (ISIC). Dengan kartu ini, bisa mendapat diskon di berbagai museum di dunia (tetapi kadang ada batas umurnya sih, biasanya 26 tahun. Sigh..)

Dan inilah itinerary final perjalanan Solo Trip gw:

Pertama kalinya bikin itinerary dan booking-booking sendiri *bangga* (padahal orang lain bolak-balik atau tinggal lama disana, biasa aja, wkwkwkwkwk). Maklum, walaupun nekat tapi tetap harus terencana, hehehe.
 
Share
Tweet
Pin
Share
2 comments

Good day, good people.

Sudah lama gak mengisi blog.. Rasanya perlu diupdate nih..

Jadi… Apa yang terbaru dari kehidupan gw akhir-akhir ini?

Well, banyak banget yang bisa disyukuri, tapi hal yang gw syukuri dan akan gw bahas di tulisan ini adalah kisah perjalanan gw keliling Eropa tahun lalu, sendirian, hehe.

Perjalanannya sendiri dari akhir September sampai dengan pertengahan Oktober 2016 serta mengelilingi 7 negara di Eropa (Belanda, Jerman, Ceko, Hongaria, Austria, Prancis, dan Belgia) dan 1 negara Asia (Turki) *eh bentar Turki termasuk benua Asia kan ya?

Jujur, untuk perjalanan tersebut, di tahun lalu, dimana kondisi Eropa yang penuh dengan imigran, lalu banyak peristiwa menyedihkan dan menyeramkan, seperti Bastille Day Attack, Nice Attack, dan di Turki juga sempat terjadi kudeta, sempat membuat gw (dan emak (dan keluarga (dan orang-orang kantor))) was-was sebelum berangkat.

Sebagai seorang muslimah, dan memakai kerudung, jalan-jalan sendiri ke Eropa, pada saat kondisinya seperti itu… Seperti cari masalah aja.

Gimana kalau pada rasis? Nyasar dan tidak ada yang menolong? Atau terjadi sesuatu? Belum lagi katanya banyak copet di Eropa sana.

Bermodalkan doa, Google Maps, itinerary yang terancang dengan baik, dan bantuan dari seluruh pihak yang sudah membantu selama perjalanan, akhirnya trip ini berjalan lancar dan selamat sentosa :)

Malah yang gw temui, orang-orang disana biasa-biasa aja melihat kehadiran gw. Tapi emang sih, kadang suka dilihatin gara-gara:
  1. Heboh bawa koper plus ransel kemana-mana sendirian
  2. Kelihatan cengok gak jelas mau jalan kemana sambil sibuk lihat hape mencari petunjuk
  3. Cover koper yang dibawa motifnya lucu (beneran ini dilihatin banyak orang)
  4. Sempet dijudesin, tapi ternyata gara-gara seenaknya duduk samping ibu-ibu, dan ternyata itu tempat duduknya untuk 1 orang (maap ya bu, tapi gak usah sejudes itu juga dunkk)
  5. Sibuk foto-foto dengan tongsis di berbagai tempat (yang ini bahkan bikin orang sana dari kakek-kakek, nenek-nenek, ibu-ibu, bapak-bapak, anak-anak pada nyengir ngeliatin gw. Heboh amat soale!)
Jadi, solo trip ke Eropa gimana rasanya? Asik-asik aja dunk, hehehe. Ada sih kadang rasa bete, kesepian, takut, bosan, atau bokek (hehe). Tapi ya setiap rasa menjadi bagian dari cerita (#tsah #menghiburdiri). 

Yang pasti emang kadang jadi lebih nekat, dalam hal berani ngobrol dengan orang-orang yang baru ditemui. Cari jalan sendiri. Cari makan sendiri. Tetapi, the pleasure of solo trip yaitu bisa sesuka hati mau kemanapun pergi.

Anyway, mungkin ada yang penasaran, gimana ceritanya bisa tiba-tiba jalan-jalan sendiri begitu? (Kalau gak penasaran, bagian berikut bisa dilewat)

Dari dulu gw emang ingin pergi ke Eropa. Sebagai benua yang penuh kisah dan sejarah, setiap blok jalanannya mengandung cerita (hayah). Tapi kesempatan untuk pergi kesana tak kunjung muncul. Mau sambil S2, udah ambil dalam negeri. Mau kesana numpang training dari kantor, gak dikirim-kirim. Mau dapat undian menang hadiah, tapi gak pernah ikutan lomba. Jadi ya udah deh, keinginan itu terkubur.

Lalu di Mei 2016, gw ketemu sama saudara gw. Dia cerita kalau tahun sebelumnya dia pergi ke Eropa buat pameran, terus extend seminggu jalan-jalan sendiri. Dan ternyata aman-aman saja. (saudara gw ini cewek juga).

Akhirnya iseng gw cek, tiket pesawat ke Amsterdam. Ternyata harga PP di bawah 10 jutaan. Setelah berdebat dengan diri sendiri, melakukan analisis tiket, akhirnya dibeli deh tiketnya.

Dari situ dimulailah segala suka duka mempersiapkan trip ini. Ini pertama kalinya juga gw pergi ke negeri lain sendirian banget dan harus mengurus visa, penginapan, rute, transportasi antara negara sendiri. Biasanya kalau tidak bersama keluarga, perginya bareng teman. Jadinya bisa bagi-bagi ngurus ini-itu.

Soo.. Gw akan berbagi segala cerita di baliknya, dan akan gw bagi menjadi beberapa bagian sesuai dengan itinerary gw pas jalan-jalan disana yaitu:
  1. Prepare Your Own Trip
  2. Membuat Visa Schengen
  3. Amsterdam dan Den Haag
  4. Berlin
  5. Praha
  6. Budapest
  7. Salzburg dan Stuttgart
  8. Paris
  9. Brussel
  10. Istambul
  11. Epilogue
  12. To bring list
Banyak yaaa :) Tapi, semoga postingan ini bisa bermanfaat dan menginspirasi bagi yang membaca. Enjoy your journey. And.. Cheers!
Share
Tweet
Pin
Share
2 comments
Newer Posts
Older Posts

About me


About Naila
Halo, saya Naila Fithria, penulis blog ini.
Tukang jalan-jalan dan tukang galau juga:)
Anyway, selamat datang dan selamat membaca blog ini. Tabik!

The other me

  • Facebook
  • Instagram
  • Twitter

Through the years

  • ►  2020 (1)
    • ►  February (1)
  • ►  2019 (2)
    • ►  July (1)
    • ►  June (1)
  • ▼  2017 (9)
    • ►  October (2)
    • ►  March (3)
    • ►  February (1)
    • ▼  January (3)
      • Solo Trip ke Eropa (Part 3): Membuat Visa Schengen
      • Solo Trip ke Eropa (Part 2): Prepare Your Own Trip
      • Solo Trip ke Eropa (Part 1): Preambule
  • ►  2016 (4)
    • ►  May (2)
    • ►  April (1)
    • ►  February (1)
  • ►  2015 (13)
    • ►  September (5)
    • ►  August (1)
    • ►  July (3)
    • ►  May (1)
    • ►  March (1)
    • ►  January (2)
  • ►  2014 (7)
    • ►  June (2)
    • ►  May (5)
  • ►  2013 (2)
    • ►  November (2)
  • ►  2012 (3)
    • ►  December (1)
    • ►  July (1)
    • ►  March (1)
  • ►  2011 (3)
    • ►  August (1)
    • ►  February (1)
    • ►  January (1)
  • ►  2010 (18)
    • ►  December (1)
    • ►  October (1)
    • ►  September (2)
    • ►  July (4)
    • ►  May (5)
    • ►  April (2)
    • ►  February (3)
  • ►  2009 (20)
    • ►  December (4)
    • ►  September (1)
    • ►  August (5)
    • ►  July (1)
    • ►  June (2)
    • ►  May (6)
    • ►  January (1)
  • ►  2008 (17)
    • ►  December (2)
    • ►  November (1)
    • ►  September (3)
    • ►  August (2)
    • ►  July (4)
    • ►  May (2)
    • ►  March (3)
  • ►  2007 (6)
    • ►  October (1)
    • ►  September (1)
    • ►  August (2)
    • ►  July (2)

Naila's Timeline

Loading...

Created by BeautyTemplates| Distributed By Gooyaabi Templates