Solo Trip ke Eropa (Part 2): Prepare Your Own Trip

by - January 26, 2017


Untuk pergi keliling Eropa, kira-kira apa saja ya yang harus disiapkan?

Nah, inilah listnya:

1. Membeli tiket Pesawat
Prinsip yang gw pegang selama ini: apapun trip-nya, kalau belum ada tiket pesawatnya, kemungkinan besar tidak akan berangkat. Nah, prinsip ini berlaku juga untuk trip ke Eropa kali ini.

Jadi hal pertama yang gw lakukan sebelum memulai trip ini adalah membeli tiket pesawat.

Untuk membelinya, walau semi impulsif tapi tetap gw analisis secara mendalam sebaiknya ambil tiket tanggal berapa, jam berapa, dan jalurnya bagaimana. Selain itu, memastikan juga sebaiknya baliknya ke KL dulu atau ke Jakarta langsung.

Penerbangan yang gw incar pada saat itu yaitu Turkish Airline, agar bisa lewat Istambul. Belum pernah kesana soalnya, jadi yaaa sekalian saja :). Selain itu, untuk penerbangan dengan Turkish Airline, kebijakannya pada saat itu, jika waktu transit di atas 6 jam dapat tur gratis, dan jika  waktu transit di atas 10 jam dan tidak ada penerbangan di antaranya, bisa dapat hotel gratis. Tetapi, dengan catatan: hanya boleh pilih salah satu.

Akhirnya gw list semua waktu penerbangan dari KL ke Istambul (IST) dan durasi transit (DUR), sekalian ngecek juga mana yang bisa dapat penginapan gratis (kolom H) dan atau tour gratis (kolom T).

Sempat kepikiran ambil transit 2 kali biar puas keliling Istambul, tapi hasil nanya-nanya sama kenalan disana (ehm.. turn out to be..), ternyata kalau transit 2 kali nanti harus apply visa Turkinya 2 kali juga. Wah ribet. Sekali saja deh kalau begitu.

Akhirnya penerbangan yang gw ambil yaitu:
  • Dari KL tanggal 29 Sept 2016 jam 22.10 dan sampai di Amsterdam tanggal 30 Sept 2016 jam 09.40.
  • Balik tanggal 18 Okt 2016 jam 23.10 dari Amsterdam, transit 15 jam di Istambul lalu sampai di KL tanggal 20 Okt 2016 jam 10.20.
  • Dari Jakarta, ke KL, naik Malindo Air jam 13.10 - 16.15
  • Dari KL ke Jakarta, naik Lion Air 15.30 - 16.35
Urusan tiket pesawat beres, what's next?

2. Mencari visa yang sesuai
Untuk bisa pergi ke Eropa ini, maka harus apply Visa Schengen. Jadi gw mengecek persyaratan Visa di berbagai negara yang menerbitkan Visa Schengen, antara lain Belanda, Jerman, Prancis, dan Ceko. Rencananya gw bakal apply di akhir Juli 2016. Hasil cek sana-sini:
  • Untuk Belanda, jadwal apply visa sudah penuh sampai akhir Agustus
  • Perancis, jadwal cenderung lowong tapi biaya Visa lebih tinggi dari Kedutaan lainnya karena ada biaya tambahan untuk agen yang ditunjuk kedutaan
  • Jerman, jadwal masih kosong tapi hasil baca blog sana-sini cukup ketat persyaratan dan pengecekannya
  • Ceko, hanya buka di hari-hari tertentu
Akhirnya gw memilih kedutaan Perancis. Walau lebih mahal, namun jadwalnya masih lowong, selain itu persyaratannya tidak terlalu ketat. Untuk penjelasan lebih lengkapnya untuk apply Visa Schengen lewat kedutaan Prancis, dapat dilihat disini.

Selain itu, gw juga apply visa Turki, yang bisa dilakukan secara online disini.  Biayanya pada saat itu sebesar USD 25.

3. Booking transportasi antar kota
Sebelum booking transportasi antar kota, gw sempat galau antara keliling Eropanya ke arah selatan (ke Itali dkk) atau ke arah timur (Praha dan Budapest, dkk). Namun, kalau pergi ke Itali, kemungkinan besar harus naik pesawat, sedangkan gw males kalau bagasinya dibatasi hanya 7 kg. Selain itu, dari Itali, kalau balik lagi ke arah Barat (Prancis, Jerman, dkk) naik kereta, bisa menghabiskan waktu belasan jam.

Akhirnya gw memilih rutenya dari Amsterdam ke arah Timur dulu, melewati Berlin, Praha, dan Budapest. Lalu balik ke arah Barat lagi, melewati Salzburg (Austria), Stuttgart (Jerman), Paris, Brussel, dan kembali ke Amsterdam.

Untuk booking transportasi antar kota, lumayan lama juga, 1 rute antar kota bisa 1 malam sendiri ngecek sana-sininya, karena paralel harus ngecek juga di kota yang dikunjungi apa ada orang yang bisa dikunjungi. Untuk angkutan antara kota, gw biasanya ngecek di www.goeuro.com atau ke website setiap perusahaan kereta, seperti DB Bahn dkk.

4. Menentukan penginapan di tiap kota
Untuk penginapan, pada awalnya gw udah booking hostel di setiap kota. Lalu gw mengkontak semua orang yang gw kenal di daratan Eropa atau saudara dan teman yang punya kenalan disana. Modal muka tebal deh. Pada akhirnya, hasil lobby sana-sini:
- Amsterdam: nginep di kenalannya Tante
- Berlin: nginep di temannya sepupu
- Budapest: nginep di temannya orang kantor
- Stuttgart: nginep di kenalannya temennya kakak
- Paris: nginep di temannya sepupu
So, gw nginep di Hostel cuma di Praha, Salzburg, dan Brussel, cuma 5 malam di antara 18 malam perjalanan gw, huehehehe.

 5. Membuat Kartu ISIC
Mengingat status gw masih mahasiswa (S2) saat itu, jadi gw bikin saja kartu International Student Identity Card (ISIC). Dengan kartu ini, bisa mendapat diskon di berbagai museum di dunia (tetapi kadang ada batas umurnya sih, biasanya 26 tahun. Sigh..)

Dan inilah itinerary final perjalanan Solo Trip gw:

Pertama kalinya bikin itinerary dan booking-booking sendiri *bangga* (padahal orang lain bolak-balik atau tinggal lama disana, biasa aja, wkwkwkwkwk). Maklum, walaupun nekat tapi tetap harus terencana, hehehe.
 

You May Also Like

2 comments

  1. nice post!!! :D bisa minta itinerary nya ga dikirim ke email? trus aku jg ada yg mau ditanyain soal pengisian aplikasi visa schengen lewat kedubes prancis. tlg kirim ke email : sally.salsabila24@yahoo.co.id

    ReplyDelete
    Replies
    1. hai melody
      maaf banget baru balas skrg..
      kamu masih butuh itinerarynya gak?

      Delete